Friday, December 29, 2000

a+ desember 2000 >> +designer boutique

Designer Boutiques

Teks: Ari Widyati Purwantiasning
Dipublikasikan dalam majalah a+ kolom pondasi - Desember 2000, volume 01 edisi 07


Ruddy Walakandou

Tak pernah terpikirkan bahwa bangunan seperti ruko berwarna putih itu adalah sebuah butik eksklusif sepatu dan tas Ruddy Walakandou. Butik koleksi asesoris dan sepatu kulit ular ini terletak di bilangan Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Kalibata Utara II No. 57B. Ketika saya masuk ke ruang utama yang juga merupakan ruang display, Ruddy sedang disibukkan dalam penataan ulang display koleksi sepatu-sepatunya. Ruangan yang relatif tidak terlalu besar tersebut terbagi menjadi dua buah ruang. Ruang depan diperuntukkan sebagai ruang display koleksi sepatu dan ruang kedua difungsikan untuk rak-rak peraga koleksi tas kulitnya.

Konsep yang dipilih Ruddy sangat membantu dalam menyembunyikan kesan sempit dan kecil pada ruangan. Konsep Black and White dan minimalis adalah pilihan utamanya. Ia menumpuk kotak-kotak sepatunya sedemikian rupa sehingga membentuk rak untuk memajang sepatu. Kotak/ rak ini menjadi elemen interior yang tidak terlalu rumit, sehingga tidak menambah kesan chaotic ruang tersebut. Warna hitam putih pada kotak kemasan sepatu tersebut juga menunjang konsep keseluruhan butik eksklusif ini. Ada juga sebuah rak sepatu dari besi dengan lima buah papan putih bersusun ke bawah yang diisi dengan empat buah kotak sepatu pada setiap rak peraganya. Pelanggan yang datang diharapkan hanya melihat seluruh koleksi sepatu melalui sebuah monitor TV, tanpa harus membuah satu persatu kotak-kotak yang tersusun rapi itu. Dari monitor TV tersebut pelanggan dapat memilih sepatu ataupun tas sesuai selera, ukuran dan juga warna yang diinginkan.

Pada ruang display sepatu, bidang dinding dibuat sedemikian rupa sehingga nampak kesan alaminya. Permukaan dinding disajikan bertekstur dengan mengupas seluruh cat pada kedua bidang tersebut. Sehingga tidak hanya tekstur kasar dinding yang terekspresi, namun tampak dari plamir berwarna putih berkolaborasi dengan warna abu-abu dari acian dinding. Di samping dinding bertekstur tersebut, ruangan ini juga dilengkapi dengan tirai yang berfungsi sebagai penutup permukaan jendela kaca yang sepertinya terlalu terbuka. Tirai tersebut hanya berupa kain jeans berwarna biru yang ternyata klop sekali dengan konsep hitam putihnya Ruddy. Pada sudut ruangan terdapat satu buah sofa yang juga terbuat dari bahan jeans. Konsep dan model sofa memilih tema minimalis seagai pendukung konsep utama ruangan. Sofa yang mirip sekali dengan model rancangan Le Corbusier ini, selain sebagai pelengkap asesoris ruangan, juga sebagai contoh barang yang boleh dipesan.

Ruang pertama yang berfungsi sebagai display sepatu ini juga dilengkapi dengan dua buah dinding yang berongga ke dalam setebal lebih kurang 40 cm. Dinding berongga ini dimaksudkan sebagai ruang peraga untuk koleksi terbaru atau season accessories dari Ruddy baik sepatu maupun tas. Sebuah tas golf berwarna jreng dari kulit ular diletakkan pada standar lukisan di rongga dinding display tersebut. Sedangkan pada rongga dinding satunya, diletakkan sebuah mannequin tak berkepala, yang berkalungkan sebuah koleksi sepatu kulit ular Ruddy Walakandou.

Memasuki ruang kedua, terdapat sebuah meja bundar di tengah ruangan dengan empat buah bangku.meja bundar ini (sepertinya) berfungsi sebagai meja untuk berdiskusi dan konsultasi antara pemilik butik dan pelanggan, dan juga sebagai meja makan. Monitor TV yang saya sebutkan sebelumnya rencananya akan diletakkan di atas meja bundar ini.

Semua koleksi tas yang ada diperagakan pada beberapa buah rak kayu berwarna putih yang terletak di balik dinding ruang display sepatu. Rasanya bertambah eksotik saja kesan yang ditampilkan tas-tas kulit ular tersebut. Warna putih pada seluruh permukaan bidang di ruangan tersebut dipilih Ruddy untuk menonjolkan setiap warna dan corak unik setiap koleksinya.

Pemanfaatan ruang di bawah tangga yang menuju ke lantai dua sangat tepat sekali. Dengan menjadikan ruang di bawah tangga tersebut sebagai storage, rasanya konsep minimalis butik ini jadi lebih kuat. Keberadaan gudang di bawah tangga tersebut ditutup oleh sebuah rak display yang terbuat dari gypsum bewarna putih.

Selain adanya beberapa sudut ruang yang dibuat semenarik mungkin, ada sebuah pintu sorong yang berfungsi ganda. Selain berfungsi sebagai pintu sorong, permukaannya berlapis cermin. Cermin inilah yang berfungsi untuk memantaskan asesoris pada pelangga. What a brilliant idea! Dengan ruang yang relatif kecil semua kebutuhan sebuah butik dapat disediakan di dalamnya.

Selain kedua ruang display tersebut, sebuah ruang VIP untuk artis terletak di lantai kedua. Di ruang VIP inilah Ruddy bermaksud untuk memberikan keleluasaan para artis untuk berkonsultasi dengan sang perancang dalam memilih dan mencoba semua koleksi butik eksklusif ini.

Penataan ruang dalam terasa kurang, bila peran pencahayaan dalam ruangan juga kurang. Di butik ini, hampir pada setiap sudut ruangan dilengkapi sorot cahaya buatan. Empat buah lampu downlight misalnya, dipasang pada langit-langit ruangan. Selain itu beberapa lampu sorot halogen diletakkan pada sisi ceiling yang di bawahnya terdapat koleksi sepatu dan tas. Dan Ruddy memberikan suatu kesan tersendiri pada ruang utamanya, yaitu dengan meletakkan beberapa lampu sorot yang biasanya digunakan pada panggung catwalk. Delapan buah lampu sorot diletakkan persis di tengah ruang depan, membentuk persegi empat, sehingga kedelapan lampu tersebut menerangi seluruh ruangan secara merata.

Seluruh penataan ruang dalam ini dipikirkan oleh Ruddy sendiri tanpa menggunakan jasa interior designer. Tata ruang dalam butik ini juga akan berubah seiring dengan berubahnya musim fashion. Ruddy menyatakan bahwa setiap bulannya dia mengeluarkan empat buah model sepatu dan tas untuk setiap jenis kelamin.pada saat model terbarunya keluar, secara otomatis Ruddy juga menyajikan tata ruang yang berbeda. Selain sepatu dan tas dari kulit ular, butik eksklusif Ruddy Walakandou akan menggelarkan satu koleksi eksklusif lainnya, yaitu koleksi lingerie pada tahun 2001. Tapi saya tidak dapat katakan dengan pasti apakah lingerie yang akan dikeluarkan berupa pakaian dalam dari kulit ular juga seperti koleksi sepatu dan tasnya.

Dari beberapa penuturan Ruddy, dapat disimpulkan bahwa ide untuk membuat butik ini tidak hanya untuk obsesi pribadinya, tapi juga sebagai satu usaha mendukung beberapa pengrajin kecil yang berbakat. Dengan beberapa workshop yang disediakan Ruddy di beberapa tempat, diharapkan sedikitnya membantu memajukan kerajinan kulit dalam negeri. Karena walaupun resminya butik Ruddy ini belum dibuka, tetapi sudah banyak pengusaha dari mancanegara yang tertarik untuk memasarkan produknya ke luar negeri. Bagi para penggemar kulit ular, Anda dapat menemukan koleksi Ruddy di butik pribadinya di Kalibata Utara dan nanti pada awal tahun 2001 di salah satu mal di Jakarta. Bisa dipastikan Anda akan dapat menikmati disain interiornya yang unik di butik malnya juga.

Prada

Berbeda dengan butik Ruddy Walakandaou, butik eksklusif Prada didisain sesuai dengan konsep yang telah ditetapkan oleh Prada Italy. Seluruh butik Prada yang ada di seluruh penjuru dunia mempunyai tema dan konsep yangsama dalam penataan ruang dalamnya. Adanya standarisasi konsep tersebut kemungkinkan dimaksudkan untuk memberikan suatu image tersendiri bagi Prada Italy. Sehingga setiap orang yang masuk ke dalambutik eksklusif ini akan menyadari bahwa butik yang dimasukinya adalah Prada, tanpa harus melihat name tag yang tertera di setiap koleksinya.

Rasanya sulit bila saya harus menjelaskan tata ruang dalam butik Prada, bila saya tidak melihat dan merasakan pengalaman ruang di dalamnya. Bergaya bak Maya Ari Sigit, saya memasuki salah satu butik Prada yang ada di Plaza Senayan. Rasa minder tentu saja sepintas lalu ada dalam diri saya. Tetapi dengan rasa percaya diri, saya mulai tur singkat saya di dalam ruang yang relatif kecil tersebut. Diamati oleh dua orang staf rasanya cukup risih juga, tetapi saya teruskan juga pengamatan arsitektural dan interior dalam ruang itu. Ruangan butik terbagi atas area window display, ruang display produk, dressing room dan stock room. Keseluruh ruang tersebut dapat terakomodasi sehingga menghasilkan satu penataan ruang yang cozy dan comfortable.

Butik dengan luas 121 m2 itu terletak di lantai dasar Plaza Senayan, tepatnya di sebelah kanan pintu masuk utama. Dengan dilengkapi tiga buah kaca display, diharapkan pengunjung dapat mengecek dengan gampang koleksi terbaru Prada tiap season. Menurut penjelasan Mira Deliena, PR Prada Italy, dalam satu tahun dibuat kurang lebih enam kali perubahan konsep dalam penataan window display. Konsep penataan window display ini juga ditentukan langsung oleh Prada Italy yang kemudian diimplementasikan secara menyeluruh pada butik-butik Prada yang ada di Jakarta (ada dua, satu lagi di Plaza Indonesia). Dalam hal ini, pemegang hak waralaba tidak terlibat dalam pemrosesan dan penentuan konsep.

Ketiga window display mempunyai permukaan transparan berupa kaca bening yang dibatasi oleh frame berwarna hitam, mengelilingi bidang kaca. Warna hitam pada frame kaca ini nampaknya diberikan sebagai suatu aksen. Selain pada frame kaca, pintu masuk utama butik Prada juga diberikan aksen warna hitam. Pintu utama yang berupa kaca bening dibuat menjorok kedalam, sehingga menghasilkan sebuah rongga yang juga berfungsi sebagai foyer. Pada sisi kanan dan kiri rongga serta pada permukaan lantainya dipilih warna hitam sebagai finishing touch.

Memasuki ruangan butik yang bernuansa hijau pupus ini memberikan satu kenyamanan bagi pelanggan yang berkunjung. Semua orang pasti tahu bahwa warna hijau memberikan suasana sejuk dan nyaman. Warna dominan hijau ini selain ditujukan untuk kenyamanan pelanggan, juga dimaksudkan dalam memenuhi konsep minimalis ruangan. Tanpa menggunakan banyak paduanwarna, maka konsep interior butik ini dapat digolongkan dalam konsep minimalis. Juga, dengan warna pastel seluruh produk dan koleksi butik Prada dapat ditonjolkan model dan bentuknya.

Dua buah meja display produk terdapat di tengah ruangan, yang berfungsi sebagai tempat asesoris seperti dompet dan stationeries. Di bawah meja diletakkan beberapa model handbag dan luggage bags. Persis di sebelah meja display ini terdapat sebuah sofa yang cukup besar berwarna coklat muda. Sofa dengan model cukup klasik ini tidak menggunakan sandaran. Saya yakin, hal ini untuk menghindari terhalangnya pandangan ke seluruh ruangan dan menghilangkan kesan sempit pada ruang kecil itu. Selain sebagai asesoris pelengkap, sofa ini juga diperuntukkan bagi pelanggan yang ingin mencoba sepatu koleksi Prada.

Kayu merupakan bahan material yang paling banyak digunakan untuk mendisplay produk eksklusif Prada. Hal ini terlihat pada beberapa bidang dinding, di mana terdapat beberapa rak kayu. Seperti halnya pada dinding sisi kiri, tepat di depan sofa berwarna coklat, rak-rak kayu yang juga berwarna hijau pupus berfungsi sebagai tempat peraga sepatu-sepatu koleksi Prada. Selain pada sisi dinding tersebut, pada permukaan dinding yang menjadi backdrop dari window display juga terdapat rak kayu yang menggantung. Pada rak tunggal tersebut diletakkan beberapa tas. Lain halnya dengan permukaan dinding yang sejajar dengan pintu masuk. Pada sisi ini diletakkan dua buah rel penggantung baju.

Untuk melengkapi kebutuhan ruang butik, diberikan satu area sebagai dressing room, yang terletak di balik salah satu bidang dinding dalam ruang butik tersebut. Di ruang inilah biasanya pelanggan dapat menjajal beberapa potong model baju dan memantaskannya di depan cermin, sebelum segera mengembalikannya ke rak setelah melihat harganya. Ruang yang relatif cukup luas tersebut dilengkapi dengan sebuah kaca cermin dan kursi untuk kenyamanan pelanggan. Selain dressing room, ada sebuah ruang kecil yaitu stock room, gudang yang berisi stok produk Prada.

Seperti layaknya fungsi sebuah ruang, tata ruang dalam tidak dapat dipisahkan dengan penataan lightingnya. Lain dengan butik Ruddy yang mengekspose lampu sorot catwalk pada ruang utamanya, penataan cahaya butik Prada didominasi oleh adanya beberapa spot cahaya dari lampu halogen dan lampun downlight. Contohnya, pada ruang foyer sebelum pintu masuk diberikan dua buah lampu downlight sebagai penambah efek cahaya ruang kecil tersebut. Sedangkan di dalam ruangan, titik lampu yang digunakan lebih banyak jumlahnya, karena sinar lampu kuning tersebut memberikan satu efek tersendiri bilamenyentuk permukaan dinding yang berwarna hijau. Selain itu efek cahaya buatan tersebut juga menonjolkan bentuk dan material produk Prada.

Tentu saja semua penataan interior dan juga pemilihan bahan, baik perabot ruangan ataupun material untuk finishing touch permukaan dinding, ditetapkan untuk mencapai sebuah atmosfer yang nyaman. Suasana ruang disajikan sehingga secara keseluruhan dapat memberikan rasa nyaman bagi para customer.selain adanya penataan cahaya yang cukup, customer dapat melihat dengan jelas produk-produk yang didisplay, kenyamanan pelanggan juga ditunjang dengan diberikannya beberapa fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas tersebut diantaranya adalah dengan memberikan temperatur AC yang nyaman (lebih hangat daripada di Plaza Senayannya sendiri yang sedingin permen Pindy), warna butik yang enak dipandang mata, sofa, monitor TV yang selalu memutar video fashion show koleksi terbaru, dan juga alunan musik dengan pilihan musik yang sesuai dengan image Prada.

Seluruh penataan ruang dalam dari butik Prada ini ditangani oleh sebuah divisi khusus yang berkaitan dengan konsep interior butik. Layout perabot ruangan tidak pernah berubah biarpun trend fashion berubah terus. Hanya window display saja yang berubah setiap waktu. Sehingga bila Anda ingin melihat koleksi Prada, Anda hanya cukup melirik window display mereka. I bet you wouldn’t confuse it with Versace.

Jakarta, November 2000

No comments: