Fotografi Arsitektur sebagai Sarana Komunikasi
Teks dan Foto: Ari Widyati Purwantiasning
Arsitek & Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta
Setiap manusia membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan pesan maupun berita dalam bahasa sehari-hari. Perkembangan komunikasi sangat nyata terlihat sesuai dengan perkembangan teknologi. Pada jaman dahulu, manusia hanya perlu menggunakan bahasa insyarat sebagai penyampaian pesan. Kemudian dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, ditemukanlah abjad yang
Pesan yang disampaikan oleh arsitek tersebut adalah berupa ide-ide dan gagasan karya arsitektural yang telah dihasilkan oleh si arsitek. Sehingga segala keinginan dan kebutuhan sang klien dapat terpenuhi dan gagasan serta ide arsitek juga dapat diterima setelah keduanya mencapai kata sepakat dalam bernegosiasi.
Di dalam komunikasi arsitektur, dikenal berbagai media yang dapat digunakan sebagai alat penyampaian ide-ide dan gagasan si arsitek. Beberapa media tersebut diantaranya adalah gambar hasil penuangan ide-ide dan gagasan tersebut baik berupa sketsa kasar maupun gambar kerja, gambar-gambar visualisasi dari disain dalam bentuk tiga dimensi baik sketsa perspektif maupun dengan menggunakan teknologi komputer, dan visualisasi dalam bentuk fotografi.
Biasanya fotografi arsitektur digunakan untuk menampilkan sebuah image dan karya besar arsitektural dari perancang sebagai bahan studi banding maupun referensi. Di dalam proses komunikasi arsitektur itu sendiri dikaitkan dengan apa yang disebut sebagai imaginasi dimana di
Pengertian dari istilah fotografi arsitektur itu sendiri ternyata cukup kompleks. Kriteria yang baku agaknya terlalu sulit diterapkan. Hasil fotografi dapat berarti arsitektur tetapi dalam konteks dan situasi yang berbeda dapat berarti lain. Pendekatan yang paling mengena adalah jika fotografer membuat dokumentasi dari suatu obyek interior atau eksterior dari hasil karya seorang arsitek, maka hasil fotonya akan merupakan fotografi arsitektur.
Estetika dari hasil fotografi tersebut tidaklah terlalu penting, tetapi kejelasan dari hasil rancangan yang tercatat itu lebih penting. Keahlian fotografer dalam mengabadikan hasil karya arsitektur terlihat dari hasil yang bukan sekedar suatu dokumentasi. Bila memungkinkan justru detail-detail dari ide-ide dan gagasan si arsitek tentunya harus dapat terbaca melalui hasil bidikan fotografer.
Fotografi arsitektur merupakan hasil karya dokumentasi yang dapat menampilkan tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural, seni, ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu dan kejujuran serta dimensi yang tersirat.
Sama seperti halnya fotografi biasa, fotografi arsitektur juga mengenal pencahayaan dan komposisi. Fotografi itu pada dasarnya melukis dengan cahaya, baik cahaya alami maupun cahaya buatan. Terkadang kita perlu menambahkan filter lensa agar hasilnya lebih dramatis atau juga menggunakan perspective correction supaya bangunan tetap terlihat tegak lurus. Dengan adanya media fotografi arsitektur inilah maka, ide-ide dan gagasan sebuah karya arsitektural dapat dikomunikasikan. Secara dramatikal, sebuah fotografi arsitektur dapat berbicara banyak dalam mengkomunikasikan gagasan arsitek yang tertuang di dalamnya.
No comments:
Post a Comment