Shopmobility sebuah Konsep Berbelanja bagi Penyandang Cacat
Teks dan Foto: Ari Widyati Purwantiasning
Arsitek & Ketua Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Jakarta
Manusia terlahir di dunia tidaklah sebagai makhluk yang selalu sempurna di mata orang-orang yang memandangnya. Sebagian dari kita terlahir sebagai manusia yang tidak sempurna dalam hal fisik, yang kemudian dikenal sebagai penyandang cacat. Imrie menyatakan dalam bukunya Disability and the City, bahwa orang yang memiliki kekurangan pada tubuhnya atau bisa juga disebut sebagai orang cacat tubuh dapat dikatakan sebagai salah satu kelompok orang termiskin di masyarakat Western. Termiskin yang dimaksud adalah termiskin dalam hal memperoleh fasilitas umum. Secara khusus, mereka mempunyai keterbatasan dalam hal kesempatan mengenyam pendidikan, pekerjaan maupun keterbatasan tenaga.
Kendala ini tentunya tidak menjadikan sebuah halangan bagi mereka, khususnya dalam hal beraktifitas. Penyandang cacat juga memerlukan berbagai kebutuhan sehingga mereka pun juga harus tetap beraktifitas sehari-hari. Namun aktifitas yang dilakukan oleh mereka terkadang harus terhalang oleh keterbatasan fisiknya. Oleh karenanya, fasiltas umum yang ada hendaknya direncanakan agar dapat diakses oleh semua orang tidak terkecuali para penyandang cacat. Untuk itu, sudah sepantasnya bila para pelaku perencanaan kota harus sensitif dan peduli akan kebutuhan tersebut.
Salah satu usaha pemerintah lokal, khususnya di Inggris, dalam mewujudkan sebuah lingkungan yang aksesibel bagi semua orang adalah dengan digulirkannya konsep shopmobility. Konsep ini dimaksudkan bagi para penyandang cacat agar dapat dengan leluasa melakukan kegiatan mereka sehari-hari khususnya kegiatan berbelanja. Konsep shopmobility ini disponsori selain oleh pemerintal lokal, juga oleh para donatur masyarakat yang merasa peduli akan keterbatasan yang dimiliki oleh teman-teman maupun saudara-saudaranya.
Pada dasarnya konsep shopmobility ini disediakan bagi siapa saja yang mempunyai masalah dalam hal bergerak – cacat tubuh yang menyebabkan tidak dapat berjalan – baik permanen maupun sementara. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat mencapai pusat kota untuk berbelanja, maupun mengunjungi fasilitas komersial dan melakukan kegiatan leisure lainnya, dengan menggunakan scooter dan kursi roda baik manual maupun otomatis. Fasilitas ini sudah diterapkan di beberapa kota Inggris seperti Hillingdon, Herne Bay, Liverpool, Manchester, Chester, dan beberapa kota lainnya, dengan menyediakan dan menyewakan scooter dan kursi roda dalam jangka waktu jam, harian maupun mingguan.
Konsep shopmobility dikenalkan pada para penyandang cacat, karena dengan diterapkannya konsep shopping mall dan adanya area pedestrian yang semakin banyak, tentunya akan meningkatkan kesulitan bagi para penyandang cacat yang mempunyai kesulitan dalam bergerak untuk mengakses area tersebut. Dengan adanya fasiltas shopmobility di beberapa pusat perbelanjaan maupun area pusat kota, maka diharapkan para penyandang cacat dapat mengakses area tersebut tanpa harus tergantung pada orang lain. Hal ini dikarenakan, fasilitas tersebut sangat mudah digunakan – user friendly - oleh si pemakai. Pada saat penyandang cacat membutuhkan untuk menyewa sebuah scooter, maka pada fasilitas shopmobility tersebut disediakan beberapa orang pelatih yang akan memberikan petunjuk dalam menggunakan scooter maupun kursi roda tersebut.
Salah satu tempat diterapkannya konsep shopmobility ini adalah di pusat perbelanjaan terbesar di UK, yaitu The Trafford Center. Selain sebagai shopping mall terbesar di negeri Inggris, The Trafford Centre juga didesain sebagai one stop shop bagi penyandang cacat, untuk membantu orang-orang yang mempunyai kepekaan terhadap kekurangan mereka. Dan hal ini dipegang manajemennya oleh sebuah badan organisasi yang disebut sebagai the Royal National Institute for Deaf People (RNID) diantaranya, bersama dengan The Guide Dogs for the Blind Association, inovasi dari konsep sensorysolutions@trafford ini didukung oleh Power Partners, yaitu the Scottish Power Group Charitable Initiative. Kantor dari sensorysolutions@trafford ini dapat ditemukan di
Sementara itu, bagi para pengunjung yang memiliki cacat tubuh sehingga tidak memungkinkan untuk menjelajahi setiap toko dan juga lantai dengan berjalan kaki. The Trafford Centre juga menyediakan sarana shopmobility. Untuk para penyandang cacat tubuh ini, the Trafford Center, menyediakan fasilitas parkir mobil khusus yang layak di samping pintu utama the Centre’s Festival Village. Scooters yang dioperasikan dengan tenaga batere dan juga kursi roda yang dioperasikan secara manual maupun otomatis dapat disewa dari unit shopmobility. Seluruh ruangan, dan juga fasilitas umum, seperti toilet dan lift di desain khusus agar dapat dilalui oleh pengguna kursi roda. Sedangkan bagi penyandang visually impaired, berbagai jenis lensa disediakan di meja Customer Service dan juga di unit shopmobility. Sehingga dengan adanya konsep ini, diharapkan bukan hanya para shoppers mania saja yang dapat menikmati sarana perbelanjaan terbesar ini, tapi juga orang-orang yang menyandang disabilities dapat juga menikmatinya.
No comments:
Post a Comment